Sejarah Desa Pajajar
Saur sepuh yang turun temurun desa pajajar asal muasal yang berdiri pada tahun 1600 an, dengan nama Pakuwon Indrakila Pajajaran dipimpin seorang kuwu bernama Mbah Dingkon, penganut islam keturunan Pangem Suryalaga dari Kesultanan Cirebon pada tahun 1650 terjadi perseturuan antara Mbah Dingklong dengan adik kandungnya Mbah Martawana mengakibatkan terbunuhnya Mbah Dingklong, sehingga Pakuwon Indrakila Pajajaran pecah dan bubar, warga yang tersisa kurang lebih 40 orang sepakat membentuk Kelurahan bernama Kelurahan Pajajaran dipimpin seorang Lurah Mbah Dukuh Saca, dibawah kepemimpinannya Kelurahan Pajajaran berkembang pesat sehingga tahun 1700 jadilah sebuah desa yang diberi nama Desa Pajajar oleh Pangeran Girilaya dari Kesultanan Cirebon sedangkan kuwunya adalah Mbah Tajug mantu Mbah Buyut Dukuh Saca, yang masih merupakan keturunan Sunan Gunung Jati Cirebon setelah Mbah Tajug wafat, kuwu selanjutnya adalah Mbah Jaya Kalangenan dari masa itu, islam berkembang sangat pesat dimotori oleh pejuang islam Mbah Ghora keturunan Sultan Hasanudin Banten.
Setelah Mbah Jaya Kalangenan udzur tanduk pimpinan Desa Pajajar diserahkan kepada putranya Mbah Nambang Kamuning pada tahun 1851 Mbah Nambang Kamuning menyerahkan jabatan kuwu pada putranya Haji Usman untuk lebih menyamarakan syi’ar Islam beliau mendatangkan Ulama dari babakan ciwaringin bernama K. Alawiyah dan mendirikan Pondok Pesantren Dukuh Pabrik sepeninggalnya beliau syi'ar di Ispam dilanjutkan oleh putranya bernama KH.Dawud Alawiyah, sedangkan kepemimpinan didesa pajakar H. Mbah Partasantana sampai tahun 1924. Memasuki Tahun 1925, pemilihan kuwu dilaksanakan secara demokrasi, yang memilih Bapak Nurdin sebagai kuwunya, pada tahun 1917 syi'ar Islam dilanjutkan adik KH. Dawud Alawiyah yang bernama KH. Sulaiman Alawiyah sampai tahun 1947 dan sepeninggalnya beliau syi'ar Islam dilanjutkan oleh keponakanya yang bernama K. Amin Abdussyukur dan merubah nama Pondok Pesantren Dukuh Pabrik menjadi Al-Maaruf (diketahui), tahun 1970 Ponpes Al-Maaruf dipimpin oleh K. Abdul Latif Amin dan merubah nama ponpesnya menjadi Pondok Pesantren Nurul Huda Desa Pajajar.
Aksebilitas
Akses menuju desa Pajajar tidak terlalu rumit. Bila
kita berangkat dari Talaga kita bisa melewati Maja dulu baru kita sampai di
desa Pajajar, akan tetapi jika kita berangkat dari Kuningan maka kita akan
melewati desa Mandirancan terlebih dahulu lalu ke desa Cikalahang lalu sampailah
kita di desa Pajajar. Akan tetapi beberapa infrastruktur yang masih belum
memadai menjadi kendala utama untuk mencapai desa Pajajar ini. Tidak adanya
rambu–rambu lalu lintas dan lampu jalan membuat perjalanan menuju desa Pajajar ini
menjadi cukup menantang apabila malam hari..
Di desa Pajajar ini terdapat 7 blok yang jaraknya
cukup dekat antar blok. Ada satu blok yang sangat jauh dari pusat pemerintahan
di Pajajar yaitu blok minggu. Akan tetapi blok minggu masih bisa dijangkau
menggunakan kendaraan seperti Motor.
Sumber daya alam adalah
sesuatu yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita yang dapat dimanfaatkan
untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih
sejahtera. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja, seperti di dalam tanah,
air, permukaan tanah, maupun udara. Desa Pajajar merupakan sebuah desa yang terdapat
di Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka. Lokasi desa ini berada di ujung
Kecamatan Rajagaluh dan berbatasan langsung dengan Desa GunungKuning dari
Kecamatan Sindang.
Pada umumnya mata
pencaharian warga desa Pajajar adalah sebagai petani. Tanaman yang paling
banyak diproduksi adalah bibit durian karena Desa Pajajar adalah salah satu
produsen bibit durian terbanyak di Kabupaten Majalengka. Selain bibit durian,
ada juga tanaman pucuk merah, dan jambu air.
Profil dan Sejarah Desa Pajajar - Majalengka
Reviewed by Unknown
on
August 26, 2018
Rating:
No comments: