Sejarah Desa
Cieurih
pada jaman dahulu berupa hutan yang termasuk wilayah kecamatan Majalengka. Yang
pertama kali membuka pemukiman di wilayah Desa Cieurih adalah para Tentara
Kerajaan Talaga Manggung yang melarikan diri dari peperangan. Para Tentara
Kerajaan tersebut sindang (istirahat) disuatu tempat yang akhirnya tempat
tersebut dinamakan Panyindangan (Bagian dari Desa Cieurih pada saat ini).
Sebagian
Tentara Kerajaan tersebut menetap dan membuka pemukiman yang akhirnya
mendirikan sebuah Kerajaan kecil tetapi tidak berlangsung lama, karena kerajaan
tersebut harus meninggalkan ajaran lamanya/Hindu dan masuk ajaran Islam. Adapun
alat-alat perang berupa Tumbak, Perisai, Keris, Parang dikuburkan disuatu
tempat yang sekarang menjadi tempat pemakaman umum masyarakat Panyindangan.
Mengingat
masa lalu itu di Panyindangan kekurangan air dan masih berupa hutan belukar
disekitarnya, maka dipilihlah kampung Cieurih sebagai pusat pemerintahan Desa
yang dibentuk oleh Pemerintahan Belanda pada tahun 1902. Pembentukan Desa
tersebut telah disetujui/ disepakati oleh kaum tetua masyarakat kedua desa
dengan pertimbangan bahwa Desa Cieurih diapit oleh dual aliran sungai yaitu
Cideres dan Citameng, yang akhirnya dijadikan pusat Pemerintahan Desa yang
dibentuk oleh Pemerintahan Belanda pada tahun 1902 dengan kepala Desa / Kuwu
yang pertama kali menjabat adalah Embah Alijan Wirajaya. Dan Pemerintahannya
termasuk kedalam Kecamatan Majalengka.
Pada
masa itu untuk menempuh jarak dari Desa Cieurih ke Desa lainnya atau ke Ibu
Kota Kecamatan dan Kabupaten dilakukan dengan jalan kaki melalui jalan setapak
yang dibangun oleh masyarakat Dasa, karena pada saat itu di Desa Cieurih belum
adanya adanya sarana transportasi.
Wilayah
Desa Cieurih memiliki tiga Dusun yaitu Dusun Cieurih, Dusun Panyindangan, dan
Dusun Lamping (yang sekarang menjadi Dusun Heleut). Adapun batas Desanya yaitu
: Sebelah barat Desa Kulur, sebelah utara Desa Kawunggirang dan Kertabasuki,
sebelah timur Desa Pasanggrahan dan sebelah selatan Desa Cipicung. Pada masa
kepemimpinan Bapak Yasta yaitu pada tahun 1963, Desa Cieurih pindah dari
wilayah kecamatan Majalengka menjadi wilayah Kecamatan Maja.
Sumber Daya Alam Desa Cieurih
Sumber daya alam
adalah semua bahan yang dapat ditemukan oleh manusia dalam alam dan bisa
dimanfaatkan untuk keberlangsungan hidupnya. Sumber daya alam pada dasarnya
adalah hal terpenting yang berupa benda hidup (hayati) ataupun benda mati (
non-hayati). Desa Cieurih terletak sekitar +15 km di sebelah Timur kota Majalengka.
Desa Cieurih ini berada di daerah perbukitan yang mana terdapat beberapa bukit,
parit dan sungai. Dengan lokasi yang berada di daerah perbukitan menjadikan
Desa Cieurih kaya akan hasil pertaniannya, salah satu hasil pertanian yang
memiliki potensi besar di Desa
Cieurih
yaitu bawang merah yang
menjadi produk unggulan Desa
Cieurih, tak
hanya bawang, potensi pertanian yang lainnya yaitu ada padi, bengkoang, buncis,
dan sejenis kacang-kacangan lainnya. Hal tersebut tidak terlepas
dari peran sumber daya manusia (SDM) di Desa Cieurih yang didominasi sebagai
petani sebesar 10% dan
buruh tani sebesar 80% dari total 2.888 jiwa.
Aksebilitas
Desa Cieurih
terletak di tengah-tengah pedesaan lainnya, sehingga cukup sulit untuk
menemukan desa tersebut, di Desa Cieurih pun sangat sulit ditemukan adanya
angkutan umum yang beroperasi. Akan tetapi akses jalan yang disediakan cukup
memadai artinya kendaraan beroda dua maupun beroda empat masih bisa lewat.
Akses jalan masuk ke Desa Cieurih bisa ditempuh masuk gang Kertabasuki, gang
Sabtu, dan Desa Cipicung. Apabila menggunakan mobil lebih baik mengambil arah
dari Cipicung atau gang sabtu. Karena jalan yang disediakan cukup untuk mobil
lewat sedangkan apabila masuk dari Kertabasuki akan susah bagi mobil untuk
lewat. Apabila dari arah Kuningan jalan terdekat yang dapat diewati yaitu gang
Kertabasuki dan gang Sabtu yang akan tembus langsung di blok Senen Desa Cieurih.
Profil dan Sejarah Desa Cieurih - Majalengka
Reviewed by Unknown
on
August 26, 2018
Rating:
No comments: